Selasa, 12 Februari 2013

PENGOLAHAN SINGKONG


A.    RASIONAL
Singkong, yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu, adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran.
Singkong memiliki nama latin manihot utilissima. Merupakan umbi atau akar pohon yang panjang dengan fisik rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis singkong yang ditanam. Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat racun bagi manusia.
Umbi singkong merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun singkong karena mengandung asam amino metionin.
Singkong dapat dimasak dengan berbagai cara, singkong banyak digunakan pada berbagai macam masakan. Direbus untuk menggantikan kentang, dan pelengkap masakan. Tepung singkong dapat digunakan untuk mengganti tepung gandum, baik untuk pengidap alergi.
Pengolahan singkong bukan beraawal dari zaman modern ini, tapi sudah dari zaman dulu kala. Bahkan dalam sejarah disebutkan kalau makanan pokok bangsa Indonesia ketika di jajah adalah Singkong, dikarenakan susahnya mendapatkan beras.
Sejak dulu pengolahan singkong telah dilakukan dengan banyak cara dan menghasilkan banyak produk. Produk yang dihasilkan dapat bersaing dengan produk sejenis dan dapat diterima oleh masyarakat.
Salah satunya seperti yang ada di Desa saya, Kp. Calengka Desa Bumiwangi. Singkong di olah menjadi tepung tapioka , tp selain itu ada bahan makanan lain yang berasan dari proses pengolahan itu. Orang-orang disini memangilnya denga “elot/elod”. Elod, sebuah makanan sejenis keripik yg terbuat dari endapan sisa sisa pembuatan tepung tapioka dari singkong.
Untuk cakupan Kecamatan , Elod cukup terkenal, terbukti dari banyaknya pesanan untuk di jual di pasaran. Elod dapat di olah menjadi kerupuk, keripik, dan makanan lainnya seperti seblak.
Proses pengolahan singkong menjadi tepung tapioka akan menghasilkan limbah 2/3 sampai 3/4 dari bahan mentahnya (Amri, 1998). Limbah tepung tapioka terdiri atas limbah padat yang biasa disebut onggok dan limbah cair. Limbah padat berupa kulit dan ampas.  Kulit diperoleh dari proses pengupasan, sedangkan ampas yang berupa serat dan pati diperoleh dari proses penyaringan.

B.     TUJUAN
1.      Untuk mengetahui macam-macam hasil pengolahan singkong.
2.      Untuk mengetahui limbah yang dihasilkan dari pengolahan singkong.
3.      Untuk mencari alternatif pengolahan singkong dan limbahnya.

C.    WAKTU DAN TEMPAT
Waktu dan observasi lingkungan ini mengambil tempat di Kampung Calengka, Desa Bumiwangi, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung. Tanggal 05 Juni 2012, Jam 08.00 -10.00 kemudian dilanjut besoknya Tanggal 06 Juni 2012, Jam 05.00 - 8.00 .

D.    OBSERVER
Observer dalam kegiatan observasi ini adalah Anugrah Ramadhan Firdaus ( 1003527 ). Dibantu oleh Ceu Gogo sebagai pemilik pabrik pengolahan singkong, Mang Roni sebagai pencari bahan baku singkongnya dan pegawai lainnya yang saya tidak dapat sebutkan satu per satu.

E.     HASIL OBSERVASI
Hasil observasi lingkungan sebagai berikut :
1.      Cara pembuatan Olahan Singkong.
a.       Singkong Dikupas, pisahkan singkong dari kulitnya.
b.      Singkong dicuci terus digiling.
c.       Singkong yang telah digiling kemudian dimasukan ke kain sebagai penyaring untuk di ambil sarinya
d.      Gundukan singkong giling dimasukan kemudian diperas dengan cara di injak-injak sambil dibanjiri air dan hasil perasannya ditampung di sebuah kolam.
e.       Sisa singkong di kumpulkan, dan itu merupakan limbah karena di anggap sebagai samapah dan tidak dapat dipakai. Limbah itu di sebut ‘ongok’.
f.       Air hasil perasan singkong di diamkan selama -+ 18 jam , supaya terjadi endapan
g.      Setelah di endapkan, akan ada 3 lapisan di dalam kolam. Paling bawah merupakan tepung tapioka setinggi 4 cm, kemudian cairan elod mentah setinggi 5cm, dan sisanya air yang di anggap limbah dan langsung dibuang ke perairan sawah sekitar tempat pembuatan. Air tersebut di sebut ‘citajen’.
h.      Cairan elog dikumpulkan untuk diolah di dapur, sedangkan tepung tapioka yang masih basah di kumpulkan untuk di jemur.
i.        Tepung tapioka yg masih basah berbentuk dalam ukuran besar, agar mudah kering ukurannya di perkecil dengan cara di remukan.
j.        Tapioka basah di jemur selama 1 hari. Dan bisa di ambil di sore hari
k.      Kemudian Elod, cairan elod di masak dalam tungku.
l.        Tunggu hingga berubah teksturnya dan beri bumbu.
m.    Setelah berubah menjadi gumpalan, elod dicetak membentuk lingkaran.
n.      Elod dijemur selama seharian.
o.      Selain dalam bentuk kering elod dapat dinikmati dalam bentuk setengah kering

2.      Singkong sebagai bahan pokok makanan tidak hanya dapat dimakan langsung sebagai bahan makanan. Tapi dapat diolah menjadi bahan makanan lain yaitu tepung tapioka dan keripik elod.

3.      Ada 3 macam limbah pokok yang dihasilkan. Pertama adalah limbah dari sisa ampas singkong yang sudah diperas sarinya , Kedua adalah Limbah air yang dari pengendapan sari singkong menjadi tepung tapioka dan ketiga adalah Kulit singkong yang biasanya dipakai sebagai bahan makanan.

F.     ALTERNATIF SOLUSI
1.      Untuk bahan makanan , selain dijual langsung kulit dari singkong dapat diolah lebih lanjut. Sampah kulit singkong termasuk dalam kategori sampah organik karena sampah ini dapat terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami. Pengolahan limbah kulit singkong dapat dimanfaatkan sebagai:
a.       Kompos : Kulit singkong dapat diproses menjadi pupuk organik yang kemudian disebut sebagi pupuk kompos. Kompos kulit singkong bermanfaat sebagai sumber nutrisi bagi tumbuhan dan berpotensi sebagai insektisida tumbuhan.
b.      Pakan ternak : Kulit singkong sebagai pengganti rumput lapang. Karena kulit singkong yang mengandung karbohidrat tinggi dapat dengan cepat menggemukkan hewan ternak.
c.       Bio energi : Kulit singkong bisa berpotensi untuk diproduksi menjadi bietanol yang digunakan sebagai pengganti bahan bakar minyak. Teknologi pembuatan bioetanol dari limbah kulit singkong melalui proses hidrolisa asam dan enzimatis merupakan suatu alternatif dalam rangka mendukung program pemerintah tentang penyediaan bahan bakar non migas yang terbarukan yaitu BB ( bahan bakar nabati ) sebagai pengganti bensin.
d.      Sebagai karbon aktif
2.      Terdapat beberapa alternatif yang dapat diterapkan, untuk melakukan pengolahan limbah padat tapioka ini, seperti teknik biofertilizer dan pengomposan. Teknik biofertilizer dapat dilakukan dengan cara menambahkan Biolink-5. Biolink-5 merupakan kumpulan dari lima macam mikrorganisme yang berperan dalam pendegradasian bahan organik, yaitu Bakteri Bacillus thuringiensis, Bacillus subtilis, Bacillus megaterium, Lactobacillus plantarum, dan Khamir Saccharomices cerevisiae. Dengan pemanfaatan ini, limbah padat tapioka dapat diubah menjadi produk yang memiliki nilai manfaat dan ekonomis.

3.      Ada sebuah produk baru hasil dari limbah cair tepung tapioka. Disebut NATA DE CASSAVA
Nata de cassava merupakan produk makanan berserat menyerupai nata de coco. Bahan yang digunakan antara lain air limbah pati tapioka dan parutan singkong. Air singkong dapat menjadi bahan alternatif pengganti air kelapa yang sekarang ini jumlahnya terbatas dan belum mampu memenuhi seluruh permintaan pasar nata. Beberapa keunggulan dari nata de cassava antara lain:
·         kandungan seratnya lebih tinggi dari pada nata de coco (dibuktikan dengan uji lab)
·         bahan bakunya air limbah pati tapioka/singkong jumlah melimpah
·         murah, karena bahannya dari air limbah yang bersifat asam maka tidak membutuhkan penambahan asam cuka dan tidak membutuhkan gula pasir seperti dalam pembuatan nata de coco, sehingga biaya produksi dapat ditekan.
Namun kelemahan dari produk ini adalah harus merebus 2x sehingga biaya bahan bakar lebih tinggi, membutuhkan kesabaran dan keuletan untuk mempelajari proses produksi nata de cassava.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar